Pernahkah kamu berpikir bagaimana sikap seseorang ketika tidak tidur selama satu bulan lamanya? Tentu, ini bukan hanya merusak kekebalan tubuh saja, tetapi bisa membuat kinerja otak ikut terganggu. Tapi, tahukah kalian di zaman dulu, Rusia sempat melakukan sebuah eksprimen mengerikan tentang tidak tidur selama 30 hari? Eksperimen ini disebut dengan the Russian sleep experiment. Yang mana para korban eksperimennya dinyatakan berperilaku aneh dan akhirnya meninggal.
Bagi kamu yang belum mengetahui Sejarah dan cerita kelam dibalik the Russian sleep experiment, berikut ini ada ulasan singkat mengenai eksperimen paling mengerikan yang bakal bikin kamu bergidik ngeri!
Apa Itu The Russian Sleep Experiment?
The Russian Sleep Experiment menjadi salah satu cerita horor yang sempat viral di internet. Bisa dikatakan kisah ini tersebar luas dan viral dari situs Creepypasta Wiki, dan telah menjadi legenda urban yang terkenal.
Eksperimen ini dilaksanakan pada masa Perang Dunia II dan dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan Uni Soviet. Di mana subjek penelitian ini pun dipaksa terjaga dari tidurnya selama 30 hari dengan sebuah bantuan gas stimulant.
Karena rangkaian eksperimen inilah yang membuat tingkah laku mereka berubah menjadi bringas. Bahkan mereka ditemukan memakan subjek yang lainnya secara brutal.
Rangkaian Hal Mengerikan di The Russian Sleep Experiment
Cerita legenda urban The Russian Sleep Experiment ini merupakan salah satu eksperimen yang dilakukan pada tahun 1947 saat Perang Dunia II di fasilitas pengujian rahasia Uni Soviet. Eksperimen inipun telah mendapatkan persetujuan militer, kemudian mereka melakukan pengujian dengan lima tahanan yang menjadi musuh negara.
Eksperimen pun dimulai di sebuah kamar gas yang tertutup. Kelima tahanan dipaksa untuk tetap terjaga dan tidak boleh tidur dengan diberikan gas stimulant selama 30 hari berturut-turut.
Mereka pun diiming-imingi janji palsu bahwa mereka akan langsung dibebaskan dari penjara jika mereka berhasil menyelesaikan percobaan itu dalam waktu 30 hari yang telah ditentukan.
Di hari kelima pertama, para tahanan masih berperilaku normal. Mereka masih dapat berbicara satu sama lain. Bahkan mereka juga masih bisa berkomunikasi dengan peneliti secara jelas. Namun, untuk topik pembahasan mereka semakin lama semakin gelap dan mengerikan.
Setelah 9 hari berjalan, salah satu subjek penelitian pun mulai berteriak dan perilaku mereka mulai tidak terkendali selama berjam-jam. Sementara itu, subjek lainnya hanya diam dan tidak bereaksi.
Dalam the Russian sleep experiment ini, ada seorang pria lainnya pun mulai berteriak begitu lama hingga pita suaranya robek dan menjadi bisu. Ketika subjek kedua mulai berteriak keras, subjek yang lainnya justru mencegah para peneliti melihat ke dalam, mereka malah menempelkan halaman buku yang robek dan kotoran mereka sendiri di setiap kaca jendela.
Beberapa hari berlalu, ruangan eksperimen benar-benar sunyi dan para peneliti tidak mengetahui apapun dalam ruangan tersebut. Para peneliti akhirnya memutuskan untuk menggunakan interkom untuk menguji apakah subjek masih hidup atau tidak di dalam ruangan, dan mengejutkannya para peneliti justru mendapat tanggapan singkat dari subjek yang menyatakan kepatuhan terhadap perintah yang diberikan.
Pada hari ke-15, peneliti memutuskan mematikan gas stimulan di ruangan untuk mengetahui apa yang terjadi kepada para subjek jika tidak ada gas. Namun, mengerikannya seluruh subjek tidak mau gasnya mati dan mereka malah takut untuk tidur.
Karena rasa penasaran, para peneliti pun mulai masuk ke dalam ruanga hingga suatu hal mereka temukan. Mereka melihat empat subjek masih hidup melakukan mutilasi dan pengeluaran isi perut yang parah kepada salah satu subjek. Bahkan mereka juga turut merobek bagian kulit dan otot hingga mengeluarkan beberapa organ dalam perut.
Para subjek the Russian sleep experiment ini juga menunjukan sikap kanibalisme diri, serta kanibalisme terhadap subjek kedua. Pemandangan darah dan air menumpuk di lantai setinggi 10 cm karena saluran pembuangan tersumbat oleh kertas dan potongan daging yang dimutilasi dari subjek kedua, yang ditemukan tewas di lantai segera setelah ruangan dibuka.
Menyeramkannya lagi, seluruh subjek justru menolak untuk meninggalkan ruangan dan meminta para ilmuwan untuk tetap melakukan eksperimen dengan gas stimulant tersebut. Mereka juga sempat melukai tentara dan membunuh salah satu tentara yang berusaha mengeluarkannya.
Setelah berhasil keluar ruangan, semua subjek menunjukkan perubahan kekebalan tubuh yang cukup ekstrem. Mereka memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski mendapatkan cedera yang mematikan, mereka juga dihantui rasa putus asa karena ingin tetap terjaga dan diberi stimulan. Seramnya, mereka juga menyebutkan kalau mereka tidur, maka mereka akan mati.
Dari The Russian Sleep Experiment ini dapat disimpulkan bahwa seluruh subjek mengalami gangguan psikis akibat terlalu lama terjaga dan menghirup gas stimulant. Di sisi lain banyak yang menyebutkan bahwa eksperimen ini bersifat fiksi karena belum ada bukti yang kuat dalam menjelaskan peristiwa mengerikan ini.
Meskipun demikian, cerita The Russian Sleep Experiment ini telah menarik perhatian banyak perhatian publik, tetapi keabsahan ceritanya tetap dipertanyakan hingga sekarang.
Sementara deprivasi tidur memang dapat memiliki efek psikologis dan fisiologis yang signifikan, ekstrem yang digambarkan dalam eksperimen tersebut melampaui batas kewajaran. Jadi, bagaimana pendapatmu tentang kisah ini?